Esai pembuka memperlihatkan ketekunan dan pencarian sang pengarang yang bertamasya melintasi seluruh daratan Amerika manakala ia sedang mencari tempat untuk menyelidiki perbatasan realisme, jiplakan (copy) yang menjanjikan lebih ketimbang yang asli, seperti museum lilin, hall of fame, theme park, kebun binatang. Dalam "Kembalinya Abad Pertengahan" Eco melontarkan berbagai pertanyaan tentang modernitas kita; sedang dalam "Desa Global" Eco bergerak dari media massa ke olahraga massal. Ada juga mutiara-mutiara kecil yang berlimpah, seperti dalam esai "Pemikiran Lumbar" Eco mengamati bagaimana blue jeans telah membentuk manusia.
Wawasan Eco dalam esai-esai ini sangat tajam, tak jarang bernada ironis, dan seringkali sungguh jenaka. Mengutip San Fransisco Chronicle, Eco memiliki "begitu banyak wawasan untuk mengajari kita semua tentang pentingnya (tidak menyebutkan kepuasan) observasi dan kritisisme, karena kedua persoalan inilah yang mengistimewakan-dan, sebagaimana dikatakannya, mewajibkan-seluruh umat manusia yang berpikir."
"Eco memikirkan hampir segala hal di seluruh dunia-holografi, museum lilin, 'Kembalinya Abad Pertengahan', Superman dan Casablanca, Frederico Fellini dan Michaelangelo Antonioni, sekte agama Afrika kuno yang masih bertahan serta cara pemujaan di Brazil kontemporer, Jim Jones dan People's Temple-nya, Brigade Merah dan terorisme secara umum, Marshall McLuhan dan Charles Manson, Woody Allen dan Santo Thomas Aquinas, implikasi sosial maupun personal dari blue jeans ketat dan makna rahasia dari olahraga tontonan... begitu banyak kesenangan yang ditemukan dalam seluruh eksplorasi Eco ini."
-New York Times Book Review
INFO BUKU
Judul: Tamasya Dalam Hiperealitas
Penulis: Umberto Eco
Penerbit: Jalasutra
Edisi: 1999
Halaman: 455
Ukuran: 15 x 21 x 2cm
Sampul: Sogt Cover
Bahasa: Indonesia
Harga: Rp. 115.010,- Rp. 103.500
Call No: 306/Eco/t
No comments:
Post a Comment