Sebagai instansi pemerintah yang bertanggung jawab terhadap pemberantasan penduduk buta aksara, Direktorat Jenderal Pendidikan Luar Sekolah, Depdiknas menyadari betul bahwa upaya pencapaian target tersebut bukan persoalan mudah. Bukan hanya jumlah yang harus dimelakaksarakan masih termasuk tinggi, tetapi juga melekaksarakan penduduk yang berusia di atas 15 tahun menghadapi problematika sendiri. Setidaknya bila dibandingkan dengan melekaksarakan penduduk berusia dibawah 15 tahun. Oleh karena itu berbagai upaya yang inovatif (inova-kreatif) terhadap upaya pemelekaksaraan penduduk buta aksara terus digali, dikaji dan disebarluaskan. Termasuk keadaan kategori upaya inova-kreatif tersebut adalah pengembangan pendidikan pengembangan keaksaraan melalui pemanfaatan bahasa ibu.
Bahasa ibu, atau lazim disebut bahasa daerah, adalah bahasa yang dituturkan oleh orang-orang di dalam masyarakat bahasa minoris. Dalam buku Etnologi, dewasa ini di Indonesia terdapat 737 bahasa yang masih digunakan. Indonesia bagian paling timur, yaitu pulau papua nugini, memiliki 269 bahasa yang masih aktif digunakan oleh sekitar 2,2 juta jiwa. Disebelah barat Papua, Pulau-pulau terpencil di Propinsi Maluku dan Maluku Utara, (Nusa tenggara timur dan Nusa tenggara barat) memiliki 73 bahasa dengan penduduk 7,9 juta jiwa sedangkan pulau jawa dan bali memiliki 20 bahasa. Kalimantan, dengan jumlah penduduk 14 juta jiwa, memiliki 83 bahasa, sedangkan sulawesi yang berpenduduk 14 juta jiwa memiliki 114 bahasa. Dengan Jumlah penutur masing-masing sekira 75 juta dan 27 jiwa, bahasa jawa dan bahasa sunda merupakan bahasa ibu terbesar pertama dan kedua di Indonesia.
Data tentang bahasa ibu tersebut menggambarkan betapa kita sangat kaya dengan bahasa daerah.
INFO BUKU
Judul: Keaksaraan Melalui Bahasa Ibu
Penulis: Sudjarwo
Penerbit: DIRJEN PEND Luar Sekolah
Edisi: 2006
Halaman: 76
Ukuran: 14.7 x 20.5 x 0.6 cm
Sampul: Soft Cover
Bahasa: Indonesia
Kondisi: Buku Bekas Koleksi Pribadi
Harga: Rp. 35.000
Call No: 070/Sud/k
No comments:
Post a Comment