Seni ingin menciptakan sebuah karya yang bisa diukur dengan akal sehat, bisa dikomunikasikan dan —ini yang penting—bisa memulihkan kembali the infinite atau yang sering dinamakan chaos.
Seni menciptakan jalan untuk mengintip yang tak terbatas, seni menghadirkan the infinite dengan the finite. Rumusan ini sebetulnya hanya untuk mengatakan apa yang sering kita sebut “imajinasi”. Seni memberikan ruang pada kita untuk melapui ruang seni itu sendiri.
KATA PENGANTAR
Buku kumpulan tulisan ini berisikan tulisan-tulisan yang berkaitan dengan seni dan filsafat seni (Estetika). Tulisan-tulisan ini perlu saya terbitkan pertama-tama karena alasan praktis. Sebagai orang yang mengajar di bidang seni, baik di Universitas Sanata Dharma, Institut Seni Indonesia, dan Universitas Gajah Mada, saya selalu menghadapi persoalan yang tidak pernah (dan mungkin tidak akan pernah) tuntas, yaitu persoalan pewacanaan seni. Setiap kali berhadapan dengan para mahasiswa selalu ada persoalan de gustibus non disputandum—rasa tidak bisa diperdebatkan. Tapi ironisnya, walaupun mereka yakin bahwa seni tidak perlu dibicarakan, mereka tetap saja kuliah di bidang seni! Saya percaya seni bisa dibicarakan tanpa harus berpretensi menggantikan seni dengan omongan. Tulisan-tulisan ini bukan merupakan contoh untuk ngomong tentang seni melainkan pertama-tama ngomong tentang pelbagai aspek hidup kita sekarang lewat seni.
Buku kumpulan karangan ini juga saya maksudkan sebagai dokumentasi pribadi dalam arti yang sebenarnya. Sebagai seorang intelektual yang bekerja dalam lingkup dunia akademis, salah satu tugas utama adalah meneliti. Dokumentasi ini penting untuk melihat jejak-jejak yang sudah saya teliti serta temuannya—walaupun sangat sederhana. Hanya lewat dokumentasi semacam ini orang bisa menghindarkan pengulangan yang tidak perlu. Sebaliknya, dokumentasi semacam ini justru bisa mendorong saya untuk melanjutkan apa yang sudah dimulai dalam tulisan-tulisan ini. Kalau tidak, akan terjadi bahaya stagnan. Walaupun tulisan-tulisan ini sebagian besar “hanya” merupakan artikel, namun dengan satu dan lain cara saya melakukan penelitian kecil-kecilan. Bahkan kadangkadang membutuhkan waktu berbulan-bulan. Mudah-mudahan dokumentasi ini bisa mendorong pembaca untuk melanjutkan penelitian selanjutnya.
Judul Vodka dan Birahi Seorang “Nabi” (yang saya ambil dari salah satu judul artikel dalam buku ini) saya pilih karena ternyata judul ini bisa mewakili isi dan semangat sebagian besar dari tulisan ini. “Vodka”, “birahi, dan “nabi” merupakan tiga metafora kunci untuk terus berkomunikasi dengan realitas seni yang membuat kita tidak letih mengulang-ulang serpihan-serpihan hidup kita. Semoga buku ini bisa mendorong pembaca untuk terus mencari antidot—yaitu penawar racun yang senantiasa kita butuhkan saat kita meneguk air kehidupan yang kita ambil dari mana-mana. Akhirulkalam, saya ingin mempersembahkan buku ini pada anak dan istri saya—Terra dan Damairia—yang tidak pernah bosan menertawakan jalan hidup saya.[]
INFO BUKU
Judul: Vodka dan Birahi Seorang "Nabi" Esai-esai Seni dan Estetika
Penulis: St. Sunardi
Penerbit: Jalasutra
Edisi: 2012
Halaman: 444
Ukuran: 15 x 23 cm
Sampul: Soft Cover
Bahasa: Indonesia
Kondisi: Buku Baru
Harga:Rp. 68.000 56.000
Call No:
Judul: Vodka dan Birahi Seorang "Nabi" Esai-esai Seni dan Estetika
Penulis: St. Sunardi
Penerbit: Jalasutra
Edisi: 2012
Halaman: 444
Ukuran: 15 x 23 cm
Sampul: Soft Cover
Bahasa: Indonesia
Kondisi: Buku Baru
Harga:
Call No:
No comments:
Post a Comment