... tantangan terhadap masa depan Indonesia semakin berat, bila fanatisme otonomi sangat kuat atau justru berkembang secara sistematis, sesuai dengan pengaruh perkembangan zaman, fanatisme keagamaan, teknologi informasi, dan pengaruh ekonomi neoliberal dan global. Apalagi dengan adanya kewenangan penguasa daerah otonom untuk memberikan konsesi kepada investor asing, seperti yang sudah kita lihat di beberapa daerah. Ditambah lagi bila investor besar itu mencampuri urusan politik secara tersembunyi dan memengaruhi penguasa daerah otonom (corporatocracy) untuk memisahkan diri dengan janji dukungan serta bukti perhitungan matematik kekayaan ekonomi daerah itu yang sangat menggiurkan. Terutama pertambangan, kehutanan, perikanan yang melimpah seperti di Papua dan Sumatera, misalnya.
... dapat juga mengganggu kelanjutan kelangsungan kehidupan suatu Negara, antara lain adanya persaingan internasional untuk memengaruhi suatu negara ke dalam klik politik antarnegara besar, "super power hegemony competition". Kita telah menyaksikan lenyapnya negara Jugoslavia, yang pada masa Soekarno, bersama Presiden Tito membangun gerakan negara-negara non-blok. Namun pada dasawarsa yang lalu negara itu hancur akibat pengaruh negara-negara besar yang menusuk jantung bangsa-bangsa pendukung negara itu. Akhirnya, Jugoslavia lenyap dan menjadi negara-negara kecil yang terpecah-pecah. Demikian juga negara Uni Sovyet dari muka bumi akibat ketidakpuasan negara-negara bagian yang menjadi pendukungnya. Ketidakpuasan akibat kepincangan ekonomi, ketidakadilan pembangunan, kekuasaan yang terpusat pada satu ras atau subbangsa, mengakibatkan kecemburuan menuju ke pemberontakan para pemimpin di negara-negara bagian ....
... tantangan rasa sakit hati dapat juga terjadi bila sistem pemerintahan dan alokasi personalia menteri penyelenggara pemerintahan tidak berkeadilan dan merata, dan tidak didasarkan pada kemampuan dan keahlian, tetapi hanya didasarkan pada fanatisme etnosentrisme, etnonasionalisme, atau nepotisme, sehingga keutuhan negara dapat terganggu ...
... dapat juga mengganggu kelanjutan kelangsungan kehidupan suatu Negara, antara lain adanya persaingan internasional untuk memengaruhi suatu negara ke dalam klik politik antarnegara besar, "super power hegemony competition". Kita telah menyaksikan lenyapnya negara Jugoslavia, yang pada masa Soekarno, bersama Presiden Tito membangun gerakan negara-negara non-blok. Namun pada dasawarsa yang lalu negara itu hancur akibat pengaruh negara-negara besar yang menusuk jantung bangsa-bangsa pendukung negara itu. Akhirnya, Jugoslavia lenyap dan menjadi negara-negara kecil yang terpecah-pecah. Demikian juga negara Uni Sovyet dari muka bumi akibat ketidakpuasan negara-negara bagian yang menjadi pendukungnya. Ketidakpuasan akibat kepincangan ekonomi, ketidakadilan pembangunan, kekuasaan yang terpusat pada satu ras atau subbangsa, mengakibatkan kecemburuan menuju ke pemberontakan para pemimpin di negara-negara bagian ....
... tantangan rasa sakit hati dapat juga terjadi bila sistem pemerintahan dan alokasi personalia menteri penyelenggara pemerintahan tidak berkeadilan dan merata, dan tidak didasarkan pada kemampuan dan keahlian, tetapi hanya didasarkan pada fanatisme etnosentrisme, etnonasionalisme, atau nepotisme, sehingga keutuhan negara dapat terganggu ...
INFO BUKU
Judul : OTONOMI DAERAH, ETNONASIONALISME DAN MASA DEPAN INDONESIA: BERAPA PERSEN LAGI TANAH DAN AIR NUSANTARA
Penulis : Bungaran Antonius Simanjuntak (editor)
Penerbit: Yayasan Obor Indonesia
Edisi: 2005
Halaman: 208
Ukuran: 16 X 24 cm
Sampul: Soft Cover
Bahasa: Idonesia
Kondisi: Buku Baru
Harga: Rp.90.000 81.000
Judul : OTONOMI DAERAH, ETNONASIONALISME DAN MASA DEPAN INDONESIA: BERAPA PERSEN LAGI TANAH DAN AIR NUSANTARA
Penulis : Bungaran Antonius Simanjuntak (editor)
Penerbit: Yayasan Obor Indonesia
Edisi: 2005
Halaman: 208
Ukuran: 16 X 24 cm
Sampul: Soft Cover
Bahasa: Idonesia
Kondisi: Buku Baru
Harga:
No comments:
Post a Comment