Verba Volant, scripta manent. Karena biasa menyuguhkan berita verbal plus visual dengan bantuan kamera, maka Jannus T.H. Siahaan –Penulis buku ini- ingin verba-verba yang biasa siapkan sebagai penggambaran peristiwa, tidak hilang bersama menguapnya kesan pemirsa mengenai sebuah peristiwa. Omongan yang biasanya lekas hilang akan lebih bertahan lama jika dituangkan dalam tulisan. Maka pembaca akan menemukan begitu banyak subtema dalam satu tema. Itu semata karena tulisan Jannus yang memang semata remah. Simaklah beberapa penggalan sentilan Jannus yang menggelitik.
“mereka yang kalah dalam pilkada, menumpahkan kekecewaan dengan bahasa kekerasan. Yang kalah dalam sengketa tanah, mengumbar kekerasan sebagai bahasa komunikasi. Kelompok tertentu dalam umat agama, juga tak malu lagi menggunakan bahasa kekerasan saat menjajakan keyakinannya. Malah, institusi yang diamanahi menjaga tegaknya hukum, justru pasang aksi jual beli argument dengan bahasa kekerasan. Konflik KPK-Polri; contoh paling buruk dari bahasa kekerasan dalam dunia hukum.” (Bahasa kekerasan)
“Kalau mungkin berjuang untuk bisa hidup di jalan Tuhan apakah salah merekonstruksi keyakinan yang membabibuta dengan jargon mat idi jalan Tuhan? Hidup di jalan Tuhan, di mata Penulis buku ini, meniscayakan perjuangan melaan penindasan, mempersempit disparitas antara yang kaya dengan yang miskin, mengikis seoptimal mungkin kebodohan yang membelit, dan menerjang perbudakan melembaga. Hanya dengan pilihan terus hidup di jalan Tuhan, jihad akan menemukan maknanya dalam bentuk lain.” (Hidup di Jalan Tuhan)
“mereka yang kalah dalam pilkada, menumpahkan kekecewaan dengan bahasa kekerasan. Yang kalah dalam sengketa tanah, mengumbar kekerasan sebagai bahasa komunikasi. Kelompok tertentu dalam umat agama, juga tak malu lagi menggunakan bahasa kekerasan saat menjajakan keyakinannya. Malah, institusi yang diamanahi menjaga tegaknya hukum, justru pasang aksi jual beli argument dengan bahasa kekerasan. Konflik KPK-Polri; contoh paling buruk dari bahasa kekerasan dalam dunia hukum.” (Bahasa kekerasan)
“Kalau mungkin berjuang untuk bisa hidup di jalan Tuhan apakah salah merekonstruksi keyakinan yang membabibuta dengan jargon mat idi jalan Tuhan? Hidup di jalan Tuhan, di mata Penulis buku ini, meniscayakan perjuangan melaan penindasan, mempersempit disparitas antara yang kaya dengan yang miskin, mengikis seoptimal mungkin kebodohan yang membelit, dan menerjang perbudakan melembaga. Hanya dengan pilihan terus hidup di jalan Tuhan, jihad akan menemukan maknanya dalam bentuk lain.” (Hidup di Jalan Tuhan)
INFO BUKU
Judul : MEMUNGUT REMAH-REMAH KEHIDUPAN
Penulis : Jannus T.H. Siahaan
Penerbit: Pustaka Obor Indonesia
Edisi: 2014
Halaman: 278
Ukuran: 14.5 x 21 cm
Sampul: Soft Cover
Bahasa: Indonesia
Kondisi: Buku Beru
Harga: Rp.90.000 81.000
Judul : MEMUNGUT REMAH-REMAH KEHIDUPAN
Penulis : Jannus T.H. Siahaan
Penerbit: Pustaka Obor Indonesia
Edisi: 2014
Halaman: 278
Ukuran: 14.5 x 21 cm
Sampul: Soft Cover
Bahasa: Indonesia
Kondisi: Buku Beru
Harga:
No comments:
Post a Comment