Sudah sejak saya masih kanak-kanak, ketika kata "emansipasi" belum ada bunyinya, belum ada artinya bagi telinga saya, dan tulisan serta karangan mengenai hal itu jauh dari jangkauan saya, timbul dalam diri saya keinginan yang makin lama menjadi makin kuat yaitu keinginan akan kebebasan, kemerdekaan, berdiri sendiri. Keadaan yang berlangsung di sekeliling saya, yang mematahkan hati saya dan membuat saya menangis karena sedih yang tak terhingga, membangunkan kembali keinginan itu.
Emansipasi: Surat-Surat Kepada Bangsanya
Pengantar Penerjemah
Buku Emansipasi: Surat-Surat Kepada Bangsanya 1899-1904 adalah terjemahan dari buku Door Duisternis Tot Licht yang merupakan kumpulan surat R.A. Kartini kepada teman-temannya terutama orang-orang Belanda. Kumpulan surat ini pertama kali diterbitkan oleh Mr. J.H. Abendanon pada tahun 1911.
Semula yang akan dipakai untuk terjemahan ini buku cetakan yang kelima, cetakan terbaru, tetapi karena rencana penerbitan ulang tersebut mengalami keterlambatan sehubungan dengan sesuatu hal, maka diputuskan menerjemahkan buku cetakan keempat. Sementara itu cetakan kelima terbit dengan memuat surat-surat baru dan bagian-bagian surat yang melengkapi surat-surat yang telah ada dalam cetakan keempat. Semua surat baru ini diterjemahkan dan disusun berurutan menurut tanggalnya di antara surat-surat yang telah ada yang disusun berurutan juga.
Di beberapa surat terdapat bagian-bagian yang sama, karena surat-surat itu ditujukan kepada beberapa orang. Bagian-bagian yang sama itu menunjukkan kegembiraan, keprihatinan dan perhatian besar Kartini terhadap persoalan yang diulang-ulang. Karena itu semua surat diterjemahkan lengkap. Dengan demikian lebih mudahlah dapat diikuti apa yang dengan gigih diperjuangkan atau ingin dilaksanakan Kartini. Dan dengan demikian, dapat pula diikuti perkembangan jiwa seorang gadis berumur 20 tahun yang mulai mencurahkan pikirannya tentang bangsanya dan untuk bangsanya itu sampai dia menjadi seorang ibu pada usia 25 tahun.
Di samping surat-surat Kartini, dalam terjemahan ini disertakan lampiran-lampiran untuk menambah pengertian yang lebih jelas mengenai beberapa peristiwa dalam surat-surat itu. Terjemahan kumpulan surat ini diberi judul yang berbeda dari judul asli “Door Duisternis Tot Licht” yang sudah dialihbahasakan menjadi “Habis Gelap Terbitlah Terang” yang memang sesuai dengan semangat zaman politik etis dulu, tetapi dirasakan tidak sesuai lagi untuk zaman sekarang. Bangsa Jawa dalam subjudulnya yang asli diganti dengan “bangsanya”, karena jika diteliti, walaupun Kartini hampir selalu menyebutkan bangsa “Jawa”, namun yang didambakan itu adalah kemajuan seluruh bangsa Indonesia juga.
Dalam terjemahan ini nama-nama orang ditulis menurut ejaan aslinya atas dasar pertimbangan bahwa nama itu merupakan milik pribadi, sedangkan ejaan nama kota dan lain-lainnya telah disesuaikan dengan Ejaan Yang Disempurnakan. Nama “Betawi” dan “Hindia Belanda” tidak diganti untuk mempertahankan keaslian suasana pada masa itu. Nama majalah, buku dan lain-lain yang terasa asing bagi pembaca sekarang diberi terjemahan harafiahnya di antara kurung untuk memberi gambaran tentang arti kata-kata itu.
Sebagian dari foto-foto yang dimuat kami peroleh dari “Koleksi Kartini” KITLV (Koninklijk Institut voor Taal -, Land – en Volkenkunde) Leiden, sebagian lagi merupakan reproduksi dari Door Duisternis Tot Licht dan Meer Licht over Kartini, salah satu di antaranya, reproduksi dari harian Kompas dengan izin dari Ibu R.A. Soesalit (Menantu R.A. Kartini) dan sebagian lagi adalah pengambilan kami sendiri dalam kunjungan ke kecamatan Mayong, kabupaten Jepara dan Rembang.
Akhirnya kami ucapkan terima kasih kepada kementerian Cultuur Recreatie en Maatschappelijk Werk di Den Haag, yang atas saran Drs. Rob Nieuwenhuys dan melalui Kedutaan Besar Kerajaan Belanda di Jakarta melimpahkan kepercayaan kepada kami untuk menerjemahkan kumpulan surat Kartini yang merupakan dokumentasi penting bagi bangsa Indonesia pada umumnya, kaum perempuan pada khususnya.
Selanjutnya kepada Bapak Drs. Rob Nieuwenhuys sendiri kami sampaikan terimakasih yang tak terhingga atas bantuannya berupa buku “Door Duisternis Tot Licht” cetakan kedua dan keempat (surat-suratnya sama, hanya kata pengantar cetakan keempat lebih luas), artikel-artikel, saran-saran dan nasihat yang sangat berharga serta bahan riwayat hidup sebagian besar sahabat-sahabat pena Kartini.
Materi pendukung lain guna lebih memudahkan terjemahan ini dilengkapi oleh anggota staf “Documentatie Geschiedenis Indonesie” dari Koninklijk Instituut voor Taal –, Land – en Volkenkunde di Leiden: Drs. F.G.P. Jaquet, Nona D. Buur dan Nyonya L Manuputty-Tentua. Dari mereka kami menerima fotokopi artikel dan buku-buku antara lain Hilda van Suylenburg (C. Goekoop De Jong Van Beek En Donk), Raden Adjeng Kartini (M. Vierhout), Kartini (Marie C. Van Zeggelen) di samping foto-foto dari “Koleksi Kartini” dan buku “Door Duisternis Tot Licht” cetakan terbaru.
Prof. Dr. A.J. Bernet Kempers menambahkan materi “Meer Licht over Kartini” (Dr.H. Bouman)dan beberapa artikel dari surat kabar. Dr. H. Bouman membantu dengan riwayat hidup Stella Zeehandelaar. Dr. H.B. Jassin memberi saran dan nasihat yang sangat berguna.
Kepada beliau-beliau yang namanya tercantum di atas, kepada para pejabat kecamatan Mayong, Kabupaten Jepara dan Rembang dan kepada siapapun atau semua pihak dan instansi yang telah memberi bantuan guna melancarkan pelaksanaan terjemahan ini kami sampaikan penghargaan yang setinggi-tingginya.
INFO BUKU
Penulis: RA Kartini
Penerbit: Jalasutra
Edisi: 2014
Halaman: xxviii +580
Dimensi: 15 x 23 x 4 cm
Sampul: Soft Cover
Bahasa: Indonesia
Kondisi: Buku Baru
Harga: Rp. 125.000 Rp. 106.250
Call No: 920/Kar/e
No comments:
Post a Comment