Kendati demikian, gaya ceritanya ringan, dibuat santai menarik, penuh informasi dan humor, padahal novel ini merupakan analisis serta filsafat hidup berbobot mengenai problem besar kebudayaan manusia Indonesia generasi baru, yang secara mental spiritual sebenarnya sudah merantau melalui batas-batas nasional.Oleh karena itu, latar peristiwa tidak hanya terlokasi di Jakarta, melainkan juga di Eropa, Yunani, Swiss (sebagai representasi Dunia Barat), di India (Dunia Timur), serta di “Firdaus yang dilupakan”, Kepulauan Banda.
Nikmatilah pertempuran-pertempuran pikiran dan cita rasa dalam keluarga Letnan Jenderal Wiranto, mantan duta besar, Komisaris Bank Pusat Negara, generasi gerilyawan 1945, dengan panca-putra-putri pascakemerdekaannya. Yang sulung Ny. Anggraini, wanita karier, janda kaya raya. Yang kedua, DR. Wibowo, pakar fisika nuklir dan astro fisika di laboratorium internasional CERN di Jenewa. Adiknya, Letnan-kolonel Candra, instruktor pesawat pemburu jet Madiun. Yang bungsu, Edi, sayang almarhum masih muda, korban keji namun tak sepi hikmah dari dunia morfin-heroin, pemuda amat tersayang oleh kakaknya, Marineti, sarjana antropologi dan sosiawati penuh idealisme di kampung kumuh; gadis badung binal, yang selalu berselisih paham, berlanggar pendapat melawan ibunya, Yuniati, yang berdarah Solo-Manado, dan cantik enerjik, tetapi kurang peka humor.
INFO BUKU
Judul: Burung-Burung Rantau
Penulis: Y.B. Mangunwijaya
Penerbit: Gramedia Pustaka Utama
Edisi: II, 1993
Halaman: 372
Dimensi: 14 x 21 x 1.5cm
Sampul: Soft Cover
Bahasa: Indonesia
Kondisi: Buku Bekas
Harga: Rp. 43.750
No comments:
Post a Comment