Search This Blog

SEANDAINYA SAYA WARTAWAN TEMPO, Bambang Bujono & Toriq Hadad

Pelukis S. Soedjojono suatu hari ditanya tentang teori yang dipakainya dalam melukis. Ia menjawab dengan suaranya yang agak parau: "Apa Saudara tahu ada teorinya naik sepeda?" Buku ini bukan tentang teori menulis. Semua orang sudah bisa menulis (seperti halnya semua orang bisa naik sepeda). Tapi, pengalaman kerja di TEMPO membuahkan satu hal penting: kemampuan menulis harus terus digosok rapi. Menulis prosa yang baik ternyata tidak mudah. Para penulis, yang paling berpengalaman pun selalu perlu diingatkan lagi kekurangan-kekurangannya. Apalagi para reporter baru yang bergabung kemudian di TEMPO, yang tidak sedikit yang belum pernah bersentuhan dengan teori dasar jurnalistik.

Menulis dengan baik memerlukan perbaikan terus menerus. Agar tulisan tidak ruwet atau melelahkan pembacanya. Ternyata itu pun tidak cukup. Tuntutan perbaikan makin terasa, baik karena kehendak pembaca maupun karena ketidakpuasan diri sendiri.

Untuk maksud perbaikan itulah buku ini hadir -- setelah sebelumnya hanya beredar terbatas di ruang-ruang kerja wartawan Majalah TEMPO. Bagi awak TEMPO, dan semoga juga untuk Anda, buku ini merupakan buku "terbaik" untuk "menyegarkan kembali" gaya penulisan yang enak dibaca dan perlu.

Cara penyajiannya dibuat sedemikian rupa, dengan harapan agar yang sudah "kawakan" tidak merasa bosan dan digurui, sementara yang "baru" cukup bisa menangkap.

INFO BUKU

Judul: Seandainya Saya Wartawan Tempo
Editor: Bambang Bujono & Toriq Hadad
Penerbit: Institut Studi Arus Informasi & Yayasan Alumni TEMPO
Edisi: Cetakan Kedua, Mei 1997
Halaman: 140
Ukuran: 14.5 x 21 x 1 cm
Sampul: Soft Cover
Bahasa: Indonesia
Kondisi: Buku Bekas Koleksi Pribadi
Harga: Rp. 40.000
Call No: 007/Buj/s/d30

No comments:

Post a Comment