Penulis/Author: A. Fuadi
Penerbit/Publisher: Gramedia Pustaka Utama
Edisi/Edition: 2011
Halaman/Pages: 473
Dimensi/Dimension: 13.5 x 20 x 2.5cm
Sampul/Cover:Paperback
Bahasa/Language: Indonesia
Call No.: 813/Fua/r/C.1
Status: Ada/Available
***
Alif baru saja tamat dari Pondok Madani. Dia bahkan sudah bisa bermimpi dalam bahasa Arab dan Inggris. Impiannya? Tinggi betul, ingin belajar teknologi tinggi di Bandung seperti Habibie, lalu merantau sampai ke Amerika.
Dengan semangat menggelegak dia pulang kampung ke Maninjau dan tak sabar ingin segera kuliah. Namun kawan karibnya, Randal, meragukan Alif mampu lulus UMPTN. Lalu dia sadar, ada satu hal penting yang dia tidak punya. Ijazah SMA. Bagaimana mungkin mengejar semua cita-cita tinggi tanpa ijazah?
Terinspirasi semangat tim dinamit Denmark, dia mendobrak rintangan berat. Baru saja dia tersenyum, badai lain menggempurnya silih berganti tanpa ampun. Alif letih dan mulai bertanya-tanya: "Sampai kapan aku harus teguh bersabar menghadapi semua cobaan hidup ini?" Hampir saja dia menyerah.
Rupanya "mantra" man jadda wajada saja tidak cukup sakti dalam memenangkan hidup. Alif teringat "mantra" kedua yang diajarkan di Pondok Madani: man shabara zhafira. Siapa yang bersabar akan beruntung. Berbekal kedua mantra itu dia songsong badai hidup satu persatu. Bisakah dia memenangkan semua impiannya?
Ke mana nasib membawa Alif? Apa saja ranah 3 berbeda warna itu? Siapakah Raisa? Bagaimana persaingannya dengan Randal? Apa kabar Sahibul Menara? Kenapa sampai muncul Obelix, orang Indian, Michael Jordan, dan Kesatria Berpantun? Apa hadiah Tuhan buat sebuah kesabaran yang kukuh?
Ranah 3 warna adalah hikayat tentang bagaimana impian tetap wajib dibela habis-habisan walalu hidup digelung nestapa tak berkesudahan. Tuhan sungguh bersama orang yang sabar.
Terinspirasi semangat tim dinamit Denmark, dia mendobrak rintangan berat. Baru saja dia tersenyum, badai lain menggempurnya silih berganti tanpa ampun. Alif letih dan mulai bertanya-tanya: "Sampai kapan aku harus teguh bersabar menghadapi semua cobaan hidup ini?" Hampir saja dia menyerah.
Rupanya "mantra" man jadda wajada saja tidak cukup sakti dalam memenangkan hidup. Alif teringat "mantra" kedua yang diajarkan di Pondok Madani: man shabara zhafira. Siapa yang bersabar akan beruntung. Berbekal kedua mantra itu dia songsong badai hidup satu persatu. Bisakah dia memenangkan semua impiannya?
Ke mana nasib membawa Alif? Apa saja ranah 3 berbeda warna itu? Siapakah Raisa? Bagaimana persaingannya dengan Randal? Apa kabar Sahibul Menara? Kenapa sampai muncul Obelix, orang Indian, Michael Jordan, dan Kesatria Berpantun? Apa hadiah Tuhan buat sebuah kesabaran yang kukuh?
Ranah 3 warna adalah hikayat tentang bagaimana impian tetap wajib dibela habis-habisan walalu hidup digelung nestapa tak berkesudahan. Tuhan sungguh bersama orang yang sabar.
No comments:
Post a Comment